🔊 Dalam menjalankan tugas jurnalistik, seluruh wartawan media online Swara HAM Indonesianews.com dibekali dengan Tanda Pengenal. Harap tidak melayani oknum-oknum yang mengatas namakan media online Swara HAM Indonesianews.com tanpa dilengkapi Tanda Pengenal           🔊 Segala tindakan pelanggaran Hukum yang dilakukan oleh wartawan Swara HAM Indonesianews.com menjadi tanggaungjawab yang bersangkutan

Petani di Bojonegoro Tewas Tersambar Petir Saat Hendak Ambil Padi di Sawah Petani Kedungadem Bojonegoro Tewas Tersambar Petir di Sawah BOJONEGORO – Seorang petani bernama Sukari (53) ditemukan tewas di sawah Dusun Jintel, Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur pada Jumat (28/2/2025) malam. Korban diduga meninggal dunia akibat tersambar petir saat hendak mengambil padi di sawah. Kapolres Bojonegoro, AKBP Mario Prahatinto, melalui Kapolsek Kedungadem, AKP Mat Suiswanto, menjelaskan bahwa kejadian nahas tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Korban yang sehari-hari bekerja sebagai petani, pergi ke sawah untuk mengambil padi. Namun, hingga malam hari pukul 19.30 WIB, korban tidak kunjung pulang ke rumah. "Keluarga korban kemudian mencari korban ke sawah dan menemukannya dalam kondisi tergeletak dan sudah meninggal dunia," ujar AKP Mat Suiswanto. Saat ditemukan, terdapat luka bakar pada tubuh korban, dan tercium bau seperti terbakar. Diduga kuat korban meninggal akibat tersambar petir. Petugas dari Polsek Kedungadem bersama tim medis dari Puskesmas Kedungadem segera mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan pemeriksaan medis. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa terdapat luka bakar pada kepala bagian belakang korban, serta luka lecet pada punggung. "Dari hasil pemeriksaan medis, diduga korban meninggal dunia akibat tersambar petir. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban," ungkap AKP Mat Suiswanto. Pihak keluarga korban menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi. Jenazah korban kemudian diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu waspada terhadap cuaca ekstrem, terutama saat berada di area persawahan atau tempat terbuka lainnya. (Redho)

Swara Ham Indonesia News,Com.Bojonegoro BOJONEGORO – Seorang petani bernama Suk… Baca Dinisi » Petani di Bojonegoro Tewas Tersambar Petir Saat Hendak Ambil Padi di Sawah Petani Kedungadem Bojonegoro Tewas Tersambar Petir di Sawah BOJONEGORO – Seorang petani bernama Sukari (53) ditemukan tewas di sawah Dusun Jintel, Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur pada Jumat (28/2/2025) malam. Korban diduga meninggal dunia akibat tersambar petir saat hendak mengambil padi di sawah. Kapolres Bojonegoro, AKBP Mario Prahatinto, melalui Kapolsek Kedungadem, AKP Mat Suiswanto, menjelaskan bahwa kejadian nahas tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Korban yang sehari-hari bekerja sebagai petani, pergi ke sawah untuk mengambil padi. Namun, hingga malam hari pukul 19.30 WIB, korban tidak kunjung pulang ke rumah. "Keluarga korban kemudian mencari korban ke sawah dan menemukannya dalam kondisi tergeletak dan sudah meninggal dunia," ujar AKP Mat Suiswanto. Saat ditemukan, terdapat luka bakar pada tubuh korban, dan tercium bau seperti terbakar. Diduga kuat korban meninggal akibat tersambar petir. Petugas dari Polsek Kedungadem bersama tim medis dari Puskesmas Kedungadem segera mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan pemeriksaan medis. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa terdapat luka bakar pada kepala bagian belakang korban, serta luka lecet pada punggung. "Dari hasil pemeriksaan medis, diduga korban meninggal dunia akibat tersambar petir. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban," ungkap AKP Mat Suiswanto. Pihak keluarga korban menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi. Jenazah korban kemudian diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu waspada terhadap cuaca ekstrem, terutama saat berada di area persawahan atau tempat terbuka lainnya. (Redho)