Sejarah Hari Pers Nasional Indonesia Sejarahku masa kini dan Nanti*
Swara Ham Indonesia News, Com. Watansoppeng.
Mari kita tengok sejenak perjalanan sejarah lahirnya Pers Nasional Jika kita telaah lebih dalam, dan lebih seksama, dalam tempo dulu Pers Surat Kabar dan Pers , tidak bisa terpisahkan, satu wadah dalam satu ikatan murni yang saling berkaitan satu sama lainnya serta tidak dapat dipisahkan dari sejarah lahirnya idealisme perjuangan bangsa mencapai kemerdekaan. Pada zaman perjuangan pasca kemerdekaan Indonesia pada 8 Juni 1946 di Yogyakarta, para tokoh surat kabar dan tokoh-tokoh pers nasional berkumpul untuk mengikrarkan berdirinya Serikat Penerbit Suratkabar (SPS). SPS telah lahir jauh sebelum tanggal 8 Juni 1946, yaitu tepatnya empat bulan sebelumnya bersamaan dengan lahirnya PWI di Surakarta pada tanggal 9 Februari 1946.
Dengan adanya pertemuan tersebut di antaranya menyetujui pembentukan organisasi wartawan Indonesia dengan nama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang diketuai Mr. Sumanang Surjowinoto dengan sekretarisnya Sudarjo Tjokrosisworo.
Sumanang dan Sudarjo bersama 8 anggota lainnya kemudian bertugas merumuskan hal-ihwal persuratkabaran nasional waktu itu dan usaha mengoordinasikannya ke dalam satu barisan Pers Nasional di mana ratusan jumlah penerbitan harian dan majalah yang terbit hanya memiliki satu tujuan.
Dengan menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Belanda, mengobarkan nyala revolusi, dengan mengobori semangat perlawanan seluruh rakyat terhadap bahaya penjajahan, menempa persatuan nasional, untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat itulah gagasan dan tujuan keberadaan dan lahir nya PWI di Indonesia.
Gagasan awal mengenai HPN muncul pada Kongres ke-16 PWI, Desember 1978, di Padang, Sumatera Barat. Salah satu keputusan kongres waktu itu adalah mengusulkan kepada pemerintah agar menetapkan tanggal 9 Februari yang sekaligus tanggal lahir PWI sebagai HPN.
Hari Pers Nasional diperingati pertama kali pada 9 Februari 1981 bertepatan dengan ulang tahun PWI ke-35. Peringatan tersebut dipusatkan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, bersamaan dengan Konferensi Kerja PWI tanggal 9-11 Februari 1981.
Selanjutnya, dalam sidang ke-21 Dewan Pers di Bandung pada 19 Februari 1981, usulan penetapan tanggal 9 Februari sebagai HPN disetujui oleh Dewan Pers untuk kemudian disampaikan kepada pemerintah. Akhirnya, setelah tujuh tahun diusulkan, terbitlah Keputusan Presiden Nomor 5 tahun 1985 yang menetapkan 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional. Berdasarkan Keppres tersebut, alasan penetapan HPN adalah demi mengembangkan kehidupan pers nasional Indonesia sebagai pers yang bebas dan bertanggung jawab berdasarkan Pancasila.
Kali ini Hari Pers Nasional Tahun 2025, sekarang di peringati di kota Propinsi Kalimantan Selatan Banjarmasin pada tanggal 9 - 10 Pebruari 2025.
Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan mengucapkan selamat datang kepada Tamu tamu Insan Pers Indonesia HARI PERS NASIONAL 2025.
Pekan Riau atau Kota Banjarmasin, menjadi tuan rumah mulai tanggal 9 - 10 Pebruari 2025, dengan menghadirkan puluhan Tokoh Pers Nasional,terkemuka dan menandai komitmen In untuk Insan Pers Indonesia untuk tetap maju dan relevan.
Di era globalisasi digital , tantangan semakin besar, insan pers Indonesia harus patriot bersatu padu menciptakan kemandirian, tanpa semangat dan perjuangan insan pers harus kuat dan berotot cerdas dan pintar.
Insan Pers ( Wartawan), harus di hargai, sebab wartawan merupakan salah satu jembatan untuk menyalurkan inspirasi rakyat.
Wartawan harus bekerja keras secara profesional Dan integritas dan memberikan manfaat nyata bagi Indonesia.
Pers adalah sejarah ku masa kini dan nanti.Pers Kuat, Bangsa Bermartabat dan Pers untuk bangsa,Pers adalah pengawal bangsa dan negara, di HARI PERS NASIONAL 2025 dengan mengangkat tema " Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk kemandirian Bangsa.
Pers Indonesia adalah sejarah masa kini dan Nanti "PERS BERINTEGRITAS MENUJU INDONESIA EMAS"
Watansoppeng, Jum'at,07 Pebruari 2025.
Jam : 14 : 57
( *ROSDIANA HADI.S.Sos* )
Posting Komentar untuk "Sejarah Hari Pers Nasional Indonesia Sejarahku masa kini dan Nanti*"