🔊 Dalam menjalankan tugas jurnalistik, seluruh wartawan media online Swara HAM Indonesianews.com dibekali dengan Tanda Pengenal. Harap tidak melayani oknum-oknum yang mengatas namakan media online Swara HAM Indonesianews.com tanpa dilengkapi Tanda Pengenal           🔊 Segala tindakan pelanggaran Hukum yang dilakukan oleh wartawan Swara HAM Indonesianews.com menjadi tanggaungjawab yang bersangkutan

Jacob Ereste : *Perilaku Buruk Yang Melegenda Seperti Fir'aun Merupakan Sanksi Sosial dan Moral Akibat Abai Pada Dimensi dan Nilai-nilai Spiritusal*

Swara Ham Indonesia News,Com

Ketika Tuhan mencuci bumi dengan menumpahkan air dari langit, orang menyebutnya hujan. Ketika Tuhan membakar sampah yang tidak berguna di dunia, orang menyebutnya bencana seperti Tornado dan gempa yang mengicuh bumi. Mestinya kejadian semacam itu perlu direnungkan, seperti kata Ebiet G Ade, mungkin Tuhan telah bosan dengan keserakahan dan kerakusan manusia menguras sumber alam secara berlebihan. Kendati semua itu memang diciptakan Tuhan dengan segenap sunnatullah untuk kehidupan manusia sebagai khalifatullah di bumi.

Belahan dunia yang diterjang bencana itu semacam pertanda dari kemurkaan Tuhan yang mengabaikan petunjuk dan peringatannya agar tidak berlebihan -- termasuk makan -- secukupnya tidak harus sampai kenyang dan mendehak hingga sulit bernapas. Semua itu, sekali lagi seperti perilaku koruptor yang dilakukan oleh mereka yang abai pada tatanan etika dan moral sehingga tidak lagi berakhlak mulia sebagai manusia yang diciptakan Tuhan sebagai makhluk paling mulia dari segala makhluk yang ada, termasuk dibanding malaikat sekalipun

Tapi tabi'at manusia memang memang diberi kebebasan untuk memilih, termasuk untuk mengikuti sifat-sifat iblis dan setan. Aki akibatnya tidak hanya menggoda untuk berbuat keburukan dan kejahatan, tetapj juga tega melakukan penganiayaan dan penyiksaan terhadap orang lain. Jadi bukan hanya merampas hak,  tapi juga kebebasan dan kemerdekaan sesama manusia -- apalagi untuk makhluk yang lain -- seakan boleh diperlakukan sekehendak hati.

Lantas saat azab dan kemurkaan Tuhan dibiarkan mengganjar  mereka yang berbuat onar itu, permohonan ampun pun sudah terlambat. Karena itulah atas perbuatan mereka sudah melampaui batas. Termasuk merusak tatanan hukum dan menjual laut yang merupakan milik bersama itu. Tetapi birahi kekuasan dalam wujud material telah menghabisi nilai-nilai spiritual sebagai jalan penghubung manusia  bersanding bersama Tuhan. Karena Tuhan mereka telah berubah menjadi barang dan uang yang dianggap perlu bisa ditumpuk sebanyak-banyak mungkin. Padahal, ketika mati -- bukan saja segala bentuk kekayaan itu tidak lagi diperlukan setelah berada di dalam kubur -- acap kali pula bisa berubah menjadi bencana dalam bentuk lain yang menimbulkan perseteruan di dalam keluarga. Bagi yang percaya, inilah yang diyakini banyak orang sebagai bentuk dari apa yang tidak ada berkahnya.

Oleh sebab itu melakukan sedekah untuk mereka yang sangat memerlukan bantuan dan uluran tangan yang pengasih dan pemurah sangat diperlukan, bukan hanya agar rizki dan kenikmatan dalam bentuk lahir dan batin bisa diperoleh dengan mudah dan mendatangkan banyak berkah serta memberi manfaat lebih banyak kepada orang banyak.

Bagi mereka yang percaya pun terhadap titah dan petuah dari langit itu, inilah yang dimaksud dari rahmatan lil alami. Itu. Sebagai bentuk kemaslahatan bagi semua manusia tanpa kecuali untuk siapa saja yang yakin dan percaya bahwa Tuhan itu Maha Pengasih juga Maha Penyayang. Adapun makna pengasih itu pun tidak hanya sebatas rizki berupa harta dan kekayaan semata, tetapi juga juga meliputi ilmu dan pengetahuan yang diperlukan serta mampu memberi banyak manfaat, tidak cuma untuk diri sendiri dan keluarga semata, tetapi juga untuk orang banyak.

Karenanya menjadi sangat tragis serta ironis bila semasa hidup pun seseorang telah mendapat cercaan yang terus menerus berkepanjangan, sampai menjadi trending topik yang layak tak pernah kunjung usai menjadi buah bibir semua orang. Termasuk mereka yang ada di negeri sana lewat media yang tidak lagi bersekat. Begitulah elegi kisah tikaman Organized Crime and CorruptIon Reporting (OCCRP) kepada urat malu Indonesia yang kini terkapar tidak berdaya menanggung rasa malu yang tidak lagi punya tempat penampungan yang pantas untuk disembunyikan.

Banten, 14 Januari 2025

Posting Komentar untuk "Jacob Ereste : *Perilaku Buruk Yang Melegenda Seperti Fir'aun Merupakan Sanksi Sosial dan Moral Akibat Abai Pada Dimensi dan Nilai-nilai Spiritusal* "