🔊 Dalam menjalankan tugas jurnalistik, seluruh wartawan media online Swara HAM Indonesianews.com dibekali dengan Tanda Pengenal. Harap tidak melayani oknum-oknum yang mengatas namakan media online Swara HAM Indonesianews.com tanpa dilengkapi Tanda Pengenal           🔊 Segala tindakan pelanggaran Hukum yang dilakukan oleh wartawan Swara HAM Indonesianews.com menjadi tanggaungjawab yang bersangkutan

Jacob Ereste : *Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat Halte Persinggahan Spiritual Menuju Tuhan*

Swara Ham Indonesia News,Com

Jika mengacu pada pengertian dan pemahaman syariat -- dalam terminologi agama untuk mencapai hakekat --  sebagai hukum yang memposisikan hidup manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam dan puncaknya hubungan manusia dengan Allah, Sang Pencipta alam semesta dan seisinya. Petunjuk langit ini termuat jelas dalam Al Qur'an dan hadist sebagai wahyu yang dititipkan lewat Nabi Muhammad.

Syariat sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu syara'a yang cukup luas artinya. Sebagai upaya untuk memulai, mengawali, memasuki serta memahami yang meliputi seluruh aspek aktivitas dari kehidupan manusia. Sehingga syariat meliputi akidah, moral  (etika) serta ibadah yang menyeluruh segenap aktivitas, pekerjaan dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Karenanya, agama dapat dipahami sebagai akar tunggang sekaligus menjadi akar serabut dari budaya manusia.

Unik dan menariknya syariat dapat dibagi dalam lima katagori pengikatnya bagi manusia, yaitu yang bersifat wajib (tidak boleh ditawar) sunnah (dianjurkan),  mubah (boleh dilakukan, tapi akan baik jika ditinggalkan)  makruh (sesuatu yang bagus bila ditinggalkan) dan haram (sesuatu yang dilarang tiada ada kompromi). Artinya, syariat itu sebagai patokan bagi semua manusia yang ingin berlaku baik dalam bertindak -- untuk melakukan sesuatu -- agar memiliki  manfaat bagi diri sendiri serta untuk orang lain. Maka itu syariat adalah cara  menimbang untuk melakukan sesuatu dengan akal sehat dan hati yang jujur serta ikhlas untuk menimbang sesuatu yang wajib, sunnah, mubah dan makruh serta haram sifat dari pekerjaan yang hendak dilakukan.

Dari tatanan syariat, banyak orang percaya bahwa perjalanan spiritual berikutnya baru akan memasuki wilayah tarekat menuju Tuhan yang ditransformasi dari tasawuf -- secara perseorangan -- untuk kemudian terbangun jamaah yang terdiri dari mursyid (guru) rohani untuk membimbing jamaahnya agar tidak sampai tersesat di jalan terang.

Di dalam Islam, tarekat dibudayakan dengan beragam corak dan dan warna yang khas seperti Naqsabandiyah, Qadiriyah, Samaniyah, Khalwatiyah, Khalidiyah, Al-Hadad, Rifaiyah dan Aidrusiyah.

Pada tahapan berikut memasuki leven hakikat sebagai kenyataan yang sesungguhnya yang memiliki kandungan makna yang bersifat ilahiyah. Seperti manusia yang terdiri dari jasmani, akal dan ruhani yang meliputi jiwa, rasa, naluri serta  kepercayaan yang lebih bersifat spiritual. Inti pokok dari hakikat adalah upaya menjernihkan hati dan mensucikan atau membersihkan hati dari segala yang bisa menyebabkan membuat jarak dengan Tuhan. Itulah sebabnya dalam berbagai kepercayaan ada yang menyatakan  upaya menyatukan diri dengan Tuhan. Atau manungaling kawulo lan gusti. Lalu ada yang tergelincir mengartikannya bahwa Aku adalah Tuhan. Sehingga Tuhan tidak lagi Esa adanya.

Pada tahapan inilah wilayah makrifat bisa ditapaki sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui akal namun kepercayaan terhadap keyakinan harus selalu melalui sensor hati yang bersih dan jujur yang muncul dari kedalaman rasa dan percercapan dalam penghayatan yang murni bersumber pada lubuk hati sendiri.

Begitulah suasana hati seorang sufi yang merasa begitu dekat dengan Tuhan. Sehingga Tuhan acap digambarkan berada lebih dekat dari urat nadi setiap manusia yang mampu merasakannya, bukan dengan cara merasionalkan keyakinan itu yang tidak mungkin terjangkau oleh akal. Maka atas dasar inilah kecerdasan intelektual tidak bisa menjelajah wilayah yang dapat dilakukan oleh kecerdasan spiritual. Sebab sifat dan sikap intelektual masih memiliki unsur pongah. Sedangkan spiritual tidak akan sempurna bila tidak memiliki sikap dan sifat yang ugahari.

Banten, 10 Desember 2024

Posting Komentar untuk "Jacob Ereste : *Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat Halte Persinggahan Spiritual Menuju Tuhan*"