Jacob Ereste : *Perayaan Malam Natal Yang Bertabur Nilai Spiritual dan Kebahagiaan*
Swara Ham Indonesia News,Com
Berkah dari ekspresi bersyukur dari perayaan Natal Tahun 2024, sungguh mengesankan dan mengharukan. Sebuah bingkisan makanan berlevel halal dikirim ke rumah kami yang kesemua anggota keluarga Muslim. Kiriman berikutnya pun menyusul kemudian dalam bentuk paket handphone yang aku yakini cukup mahal. Begitu juga voucher serta pulsa hp yang masuk langsung tanpa nama pengirimnya itu.
Karena penasaran, aku pun langsung menghubungi beberapa teman yang kuduga kuat sebagai salah satu pengirim dari mereka yang telah berbagi kebahagiaan itu. Toh, dengan cara terjitu untuk menjebak agar ada diantara mereka yang aku curigai itu mau mengakui pengirim bingkisan gelap itu. Sebab dari bingkisan yang berupa makanan berlebel halal itu pun, hanya tertera inisialnya saja.
Hingga akhirnya bingkisan gelap di malam Natal ini pun kami nikmati saja dengan menekan perasaan setengah pasrah. Toh, semua baik-baik saja bahkan sungguh membuat kebahagiaan juga, meski rasa senang yang semburat bercampur aduk dengan penasaran yang tidak berkesudahan.
Dari tiga pengirim bingkisan itu yang sedikit meyakinkan aku dia adalah salah satu pelakunya, hanya seorang saja. Itu pun, tetap tidak dapat dipastikan, jadi cuma sekedar dugaan yang kuat belaka dari hasil kontak yang kami lakukan. Itu pun, kepastiannya masih berkisar 70 persen bisa diyakini. Selebihnya tetap tidak jelas, seperti misteri yang dominan dalam laku spiritual yang kemudian menjadi topik pembicaraan kami, karena teman yang kuduga ini memang terbilang sebagai sosok yang gemar menekuni berbagai soal yang berkaitan dengan spiritualitas yang semakin marak menjadi perhatian dan daya tarik bagi banyak orang.
Walhasil, seorang teman yang sangat kuat kuduga adalah salah seorang pelaku dari pengiriman bingkisan gelap itu pun ikut berpendapat agar apa saja yang datang bisa diterima dengan senang hati dan kepasrahan seperti menerima rizki yang bisa saja datang diluar dugaan dan perkiraan.
Yang penting, menurut dia semua baik-baik saja, selama tidak menimbulkan kerugian bagi satu pihak, baik untuk yang memberi maupun bagi yang menerima.
Dia pun mengakui, ada semacam resiko bagi kita yang menerima bingkisan gelap itu, sekiranya barang yang dikirimkan itu dapat menimbulkan masalah, misalnya barang terlarang atau benda yang membahayakan hingga bisa mengancam keselamatan kita sebagai penerimanya. Maka itu, imbuhnya dia menyarakan untuk mempertanyakan terlebih dahulu kepada kurir pengirim yang menghantar barang tersebut. Sehingga dapat diyakini tidak ada resiko untuk dapat diterima. Jika, tidak cukup meyakinkan -- dari berbagai hal keamanan dan keselamatan -- menutut dia dapat kita tolak. Apalagi pengirimnya tidak jelas mencantumkan identitas dirinya. Karena cuma sekedar inisial saja.
Jadi, kalau bingkisan yang dikirimkan kepada kita itu ada manfaatnya, mengapa tidak harus diterima dengan senang hati, meski tetap harus dibuat penasaran. Percaya saja semua itu semacam bagian dari hikmah laku spiritual yang sudah kita lakukan, katanya menyarankan.
Sebab hasil dari laku spiritual itu sangat mungkin beragam bentuk wujudnya yang juga tidak kalah misterius atau ghaib sifat maupun proses dari kondisi yang akan kita alami -- termasuk banyak hal -- yang harus kita hadapi juga sebagai bagian dari ujian dan tantangan yang mungkin memang harus dilalui sebagai bagian dari tahapan proses untuk lebih matang, katanya memberi argumen yang cukup dapat diterima oleh akal sehat.
Padahal, banyak hal dalam dimensi spiritual yang tidak mampu dijangkau oleh kecerdasan intelektual, karena memang berada dalam wilayah otoritas spiritualitas yang memang tidak terbatas.
Sehingga kawan satu ini yang sudah cukup luas -- bahkan puas -- mengembara di habitat spiritual juga menganjurkan agar semua itu bisa diterima sebagai suatu berkah dari perayaan Natal yang menandai rasa syukur dan kebahagiaan. Sehingga berkah dari perayaan Natal yang cukup sakral dan bertebaran nilai-nilai spiritual dapat diterima saja tanpa beban, seperti dera dan derita yang dialami sebelum mencapai kondisi kematangan spiritual yang sangat luas dan tidak terbatas. Dari semua argumen ini pun dia katakan, persis seperti yang sudah cukup banyak saya ungkapkan, ujarnya, baik secara lisan maupun melalui banyak tulisan.
Aku pun sungguh terpana dan sungguh terpesona dengan retorika argumentasi yang dia ungkapkan. Hingga terkesan tak hanya berpendapat atau menyarankan, tapi juga jadi terkesan melakukan serangan pula. Dan waktu penanggalan pun sudah memasuki hari Rabu, 25 Desember 2024. Di kejauhan jelas kulihat, warna warni kembang api menari ceria langit malam Jakarta yang menghentikan hujan, untuk sejenak memberi laluan pada perayaan Natal yang penuh hikmat.
Banten, Malam Natal 2024
Posting Komentar untuk "Jacob Ereste : *Perayaan Malam Natal Yang Bertabur Nilai Spiritual dan Kebahagiaan*"