🔊 Dalam menjalankan tugas jurnalistik, seluruh wartawan media online Swara HAM Indonesianews.com dibekali dengan Tanda Pengenal. Harap tidak melayani oknum-oknum yang mengatas namakan media online Swara HAM Indonesianews.com tanpa dilengkapi Tanda Pengenal           🔊 Segala tindakan pelanggaran Hukum yang dilakukan oleh wartawan Swara HAM Indonesianews.com menjadi tanggaungjawab yang bersangkutan

Jacob Ereste : *Kekayaan Warisan Budaya Suku Bangsa Nusantara Pantas Menjadi Rujukan dan Pusat Kajian serta Pengembangan Spiritual Dunia*

Swara Ham Indonesia News,Com

Sungguh tidak ada alasan bagi segenap warga bangsa Indonesia untuk tidak bersyukur terhadap anugrah dan berkah yang dikaruniakan Allah SWT  dalam berbagai bentuk nikmat, alam, budaya dan agama yang beragam macam serta rukun untuk menunaikan ibadah dan tuntunan agamanya masing-masing.

Kekayaan alam Indonesia yang luas -- dengan segenap isi dan kandungan yang ada di dalam perut bumi -- tercatat hingga tahun 2024 seluas 1.904.569 kilometer persegi dengan luas perairan 93 ribu kilometer persegi. Sedangkan luas wilayah laut Indonesia 3.257.357 kilometer persegi.

Wilayah laut Indonesia pun telah memperoleh ketetapan Konvensi Hukum Laut Internasional (Unclos) sejak tahun 1982 sejauh 12 mil dari garis pantai terluar. Sehingga Indonesia tercatat sebagai negara maritim terbesar di dunia. Inilah salah satu dasar dari gagasan untuk memperkuat TNI Angkatan Laut -- khususnya Marinir -- untuk diperbesar dan diperkuat untuk menjaga ketahanan dan pertahanan bagi Indonesia dari wilayah laut. 

Pertahanan dan ketahanan yang perlu dijaga dan ditingkatkan oleh TNI Angkatan Laut -- khususnya Marinir  Indonesia -- bukan hanya yang bersifat fisik, tetapi juga materi, kekayaan dan sumber daya yang ada di laut -- untuk dijaga dan ditingkatkan pemanfaatannya untuk kesejahteraan bangsa Indonesia dalam arti luas. Termasuk perbaikan sarana transportasi laut -- antar pulau -- yang dapat dinikmati dengan enak dan cepat, tidak hanya sekedar untuk memperlancar ekonomi, tetapi juga meliputi suasana perjalan wisata yang mengasyikkan sebagai sisipan dari suasana liburan serta hiburan bagi masyarakat luas. Apalagi keindahan pantai Indonesia yang  terentang sepanjang 95.181 kilometer persegi ini dapat dikelola untuk menjadi destinasi wisata alam yang cukup banyak dapat dikembangkan jadi obyek wisata spiritual yang sakral guna ikut mendorong kedekatan manusia dengan Tuhan.

Dari perspektif ilmu kesehatan dan lingkungan hidup,  laut Indonesia mampu menyerap sekitar 44 persen dari seluruh karbon (CO2) dioksida di atmosfer.

Kecuali itu -- untuk kesehatan dan kesejahteraan juga -- potensi sumber daya perikanan tangkap di laut Indonesia bisa mencapai 6,4 juta ton pertahun. Luasan potensi budi daya laut Indonesia pun luasnya 8.363.501 hektar.

Jadi memang, tidak ada alasan bagi warga bangsa Indonesia untuk tidak bersyukur memuji keberkahan serta kemurahan dari kasih dan sayang Tuhan yang sungguh melimpah ini. Bisalah dibayang Indonesia memiliki sekitar 4.000 jenis pohon. Ada 1.340 suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan segenap potensi dan keunikan budayanya. Mulai dari suku Jawa, Sunda, Banten, Jambi  Lampung hingga Melayu Riau dan Aceh, Padang serta Batak serta Nias maupun Sakai di Sumatra. Begitu juga keragaman suku bangsa Indonesia di Sulawesi dan Kalimantan serta Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tengga Timur. Jika bahasa mencerminkan budaya, maka bahasa daerah -- suku bangsa di Indonesia dapat disebut dalam bilangan yang terkaya karena memiliki 718 bahasa lokal. Sebanyak 428 terdapat di Papua, 80 bahasa daerah di Maluku, 72 di Nusa Tenggara Timur dan 62 di Sulawesi. Unik dan menakjubkan, United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (Unesco) baru menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pada 6 November 2023, belum genap setahun sampai hari ini, 3 Desember 2024, saat paparan tulisan ini dibuat. Hasil sidang pleno Konferensi Umum Unesco ke-42 itu, adalah bahasa resmi ke-10 yang diakui Unesco.

Yang lebih menarik adalah adanya 10 sumber daya alam tambang yang terus jadi pergunjingan, karena rakyat merasa tidak pernah ikut menikmatinya, seperti amanah yang tertulis dalam Pasa 33 UUD 1945. Adapun 10 sumber daya alam Indonesia itu adalah emas, tembaga, bati bara, minyak bumi, bauksit, timah, nikel, pasir besi hingga uranium yang juga dimanipulasi dengan sebutan tembaga, seperti emas yang ada di Irian Barat atau Jayapura sebutannya sekarang.

Bahkan dari situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi (PVMBG) Indonesia mempunyai 127 gunung aktif hingga Indonesia terbilang juga  jumlah sebagai pemilikan gunung aktif terbanyak di dunia. Sedangkan danau, sekitar 5.807 danau asli, bukan buatan, seperti danau Sunter di Jakarta Utara, termasuk waduk Kedung Ombo di Jawa Tengah yang pernah menjadi topik menghebohkan tahu. 1980-an. Uniknya, pemerintah justru melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan cuma tertarik untuk menanam 1,1 juta pohon di areal seluas 98 ribu hektar di sekitar bibir Danau Toba, Sumatra Utara, justru tidak di areal banjir lumpur Lapindo, Jawa Timur yang sempat diklaim sebagai bencana alam, bukan kesalahan teknis pengolahan proyek raksasa tersebut.

Catatan resmi dari pemerintah, sebanyak 170 danau tersebar di Sumatra, 139 danau di Kalimantan, 31 danau di Jawa dan Bali, 30 danau di Sulawesi, serta 127 danau di Papua atau Irian Barat. Tentu danau yang cukup terkenal seperti danai Kalimutu di Flores, danau Poso Sulawesi Tengah, danau Sentani di Papua, danau Maninjau dan danau Singkarak di Sumatra Barat, danau Gunung Tujuh Jambi, danau Jepara di Lampung Timur dan danau Toba di Sumatra Utara yang indah dan sungguh fenomenal karena mempunyai ombak yang mampu menenggelamkan kapal yang menjadi sarana transportasi warga masyarakat sekitarnya.

Kekayaan warisan budaya leluhur suku bangsa Nusantara seperti Komplek Candi Dieng yang diperkirakan memiliki 400 buah candi, tapi kini cuma tersisa 8 bangunan saja. Candi Batujaya di desa Segaran, Karawang, Jawa Barat, komplek Candi Muara Takus di Riau, Candi Mara Jambi, di Jambi, Candi Borobudur di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, candi Penataran di Blitar, Jawa Timur yang konon dibangun semasa Raja Srengga pada tahun 1200 Masehi dari Kerajaan Kediri yang terus digunakan hingga pemerintahan Raja Wiramawardhana dari Kerajaan Majapahit tahun 1415 Masehi.

Ada juga Candi Ratu Boko berdekatan dengan Candi Prambanan. Candi Tikus yang disebutkan oleh Mpu Prapanca dalam Kitab Negarakertagama sebagai tempat pemandian raja Majapahit, di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur yang dipercaya sebagai lokasi dari Ibukota Kerajaan Majapahit.

Selain itu ada Candi Dieng yang konon dibangun semasa Kerajaan Kalingga, di Jawa Tengah. Menurut para ahli percandian di Indonesia todak kurang dari 400 candi yang diwariskan oleh leluhur suku bangsa nusantara -- yang kini disebut Indonesia -- hingga layak menjadi pusat ziarah dan pengkajian serta pengembangan spiritual di dunia, seperti yang digagas dan terus digerakkan serta diperjuangkan oleh Sri Eko Sriyanto bersama sahabat dan kerabat GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) yang tengah menggagas pertemuan persaudaraan antar bangsa-bangsa di dunia di Indonesia dalam waktu dekat.

Atas dasar kekayaan sumber daya alam Indonesia serta warisan budaya suku bangsa nusantara yang kaya, Indonesia pantas menjadi rujukan dan pusat kajian serta pengembangan spiritual di dunia.

Banten, 3 Desember 2024

Posting Komentar untuk "Jacob Ereste : *Kekayaan Warisan Budaya Suku Bangsa Nusantara Pantas Menjadi Rujukan dan Pusat Kajian serta Pengembangan Spiritual Dunia*"