🔊 Dalam menjalankan tugas jurnalistik, seluruh wartawan media online Swara HAM Indonesianews.com dibekali dengan Tanda Pengenal. Harap tidak melayani oknum-oknum yang mengatas namakan media online Swara HAM Indonesianews.com tanpa dilengkapi Tanda Pengenal           🔊 Segala tindakan pelanggaran Hukum yang dilakukan oleh wartawan Swara HAM Indonesianews.com menjadi tanggaungjawab yang bersangkutan

Jacob Ereste : *Spiritualitas Mampu Melihat Banyaknya Pertanda Kebesaran Tuhan Dari Kedalaman Diri Sendiri Yang Tidak Terbatas dan Tidak Bertepi*

Swara Ham Indonesia News,Com

Kasih, sayang dan cinta itu, seperti bunga di taman spiritual yang indah. Suasana romantis pun seakan bertebaran seperti  bunga yang sedang mekar menaburkan aromanya untuk siapa saja yang tengah kasmaran. Perjalanan spiritual pun semakin asyik seperti orang yang tengah mabuk kepayang.

Begitulah suasana  warna-warni pelangi di cakrawala spiritual yang sesungguhnya ada dalam cerita para kaum sufi seperti orang yang tengah dimabuk asmara. Ibarat cinta yang acap dikatakan oleh banyak orang itu "buta", artinya tak memiliki pertimbangan atas dasar akal, karena memang dangkal daya jangkaunya ketimbang spiritual yang nampu menembus langit, seperti perjalanan Nabi yang mampu sampai ke lapisan langit yang ketujuh, lalu kembali ke bumi membawa tuntunan untuk umat manusia yang mau menikmati rahmatan lil alamin.

Lalu atas nama cinta pun, semua orang menjadi ikhlas sepenuh hati untuk memberi -- juga menerima apa adanya -- lantaran kesejatian hati yang tulus dan ikhlas untuk  semuanya, sehingga cinta menjadi buta dalam anggapan serta keyakinan banyak orang yang ingin memahaminya dengan akal sehat. Padahal -- seperti sudah disinggung sedikit pada awal uraian di atas -- cinta itu sendiri cukup diyakini saja adanya, sebab hakekat cinta itu semacam keyakinan yang tidak terjangkau oleh akal dan kecerdasan intelektual yang paling kampiun sekalipun. Karena wilayah spiritual itu memang berada di dalam kambu yang tidak pula mungkin dapat diselami sepenuhnya oleh pemiliknya sendiri pun.

Artinya, bisa segera dipahami betapa dalam dan banyaknya misteri yang tidak bisa dipahami dalam kedalaman kalbu yang tidak terukur ini. Maka itu, petuah kaum sufi cukup jelas menganjurkan bahwa perjalan spiritual yang lebih mengasyikkan itu adalah menyelami ke kedalaman kalbu diri kita sendiri. Sebab di dalamnya sangat banyak misteri yang mengagumkan untuk dipahami, meskipun tidak mungkin dapat ditemukan model algoritmanya yang pasti.

Jadi bisa segera dibayangkan jiga, kemampuan algoritma sebagai upaya komprehensif --sistematis dan logis -- untuk suatu masalah yang paling rumit dan rijit sekali pun, tak berkutik. Padahal teknik penjabaran algoritma yang disebut sebagai pseudocode sebagai teknik penjabaran dari algoritma, tidak juga berdaya untuk menjelaskan beragam misteri di dalam kalbu. Oleh karena itu Kemahakuasaan dan Kemahabesaran Tuhan tidak lagi ada keraguan atau sekedar sedikit kesangsian terhadap Tuhan Yang Maha Pencipta seperti terhadap sosok manusia yang paling sempurna dibanding semua makhluk yan diciptakan oleh Tuhan, termasuk Malaikat serta Jim yang acap tidak dipercaya keberadaan atau eksistensinya oleh manusia.

Sifat gaib Malaikat dan Jim yang ada di jagat raya ini seperti misteri tantang cinta, hingga rindu dan benci -- termasuk cemburu yang dikatakan buta juga itu -- semacam bagian dari atribut pelengkap dari spiritual yang sungguh unik hingga menjadi sangat menarik bagi siapa saja yang datang dari bilik agama apapun. Bahkan ada diantaranya yang beranggapan bahwa dirinya tidak percaya pada Tuhan. Begitulah misterinya manusia. Setidaknya setiap manusia memang memiliki empat sisi ghaib dalam kehidupannya. Yaitu nafsu, akal, hati dan ruh. Nafsu itu bila dibiarkan bertumbuh liar, dia akan melewati langit.

Akal manusia pun begitu, meski tidak mungkin melampaui kemampuan spiritual. Kemudian hati yang acap disebut tempat bertanya untuk memperoleh jawaban yang jujur. Maka itu, para cerdik pandai menyarankan agar dapat lebih bijak bertanyalah pada hati nurani sendiri. Dan yang keempat adalah ruh sebagai bagian dari rahasia dari kekuasaan Tuhan. Maka itu dimensi spiritual yang mampu dijelaskan secara rasional membuka peluang bagi siapa saja mengalami pengalaman spiritual yang lebih dekat dengan illahi rabbi. Toh, pada akhirnya, mereka yang merasa tidak bertuhan pun, akan menemukan banyak tanda-tanda dari kebesaran Tuhan di dalam dirinya sendiri -- sebagai samudra yang tidak terbatas -- hingga sesederhana kentut sekalipun yang dapat dipahami atas Kekuasaan Sang Pencipta yang serba sempurna.

Banten, 25 November 2024

Posting Komentar untuk "Jacob Ereste : *Spiritualitas Mampu Melihat Banyaknya Pertanda Kebesaran Tuhan Dari Kedalaman Diri Sendiri Yang Tidak Terbatas dan Tidak Bertepi*"