Jacob Ereste : *Menikmati Buah Tanaman Yang Disemai Kemarin
Swara Ham Indonesia News,Com
Keberatan hati seseorang yang harus segera meletakkan jabatannya, jelas karena tidak memahami bahwa amanah yang diembannya itu sungguh berat untuk dijalankan. Maka itu bagi mereka yang masih tetap ngebet ingin menduduki jabatan yang sudah habis masa berlakunya, karena tidak memahami konsekuensi dari mengemban amanah bagi dirinya adalah sebagai suatu kewajiban yang memiliki sanksi baik dan sanksi buruk akan dia terima kemudian.
Amanah yang diemban itu adalah kewajiban yang tidak boleh diabaikan. Apalagi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dilakukan secara ugal-ugalan, tanpa mengindahkan etika, mora dan akhlak yang harus ikut menyertai kebijakan hingga cara kerja dan hasil guna yang harus dapat dinikmati oleh banyak orang.
Selain itu, rasa cemas orang hendak segera melepaskan jabatan yang pernah diemban itu, sehingga tidak lagi mempunyai jabatan apa-apa, memang kalau tidak memiliki kecerdasan dan ketangguhan spiritual yang cukup akan merasa sangat resah. Rasa ketakutan yang menghinggapi dirinya lantaran tidak lagi memiliki otoritas dan kekuasaan yang dapat dia pergunakan sekehendak hatinya.
Padahal, amanah yang diemban itu harus dipertanggung jawabkan secara hukum positif di dunia dan hukum Tuhan dalam perspektif akhirat. Karenanya, dosa dan pahala akan menjadi ganjaran atas perbuatan buruk atau perbuatannya yang baik untuk kemaslahatan umat manusia. Baik secara langsung maupun tidak.
Akibat dari perasaan yang dihantui oleh beragam macam ketakutan itu sesungguhnya tidak perlu terjadi manakala yang bersangkutan ikhlas dan tulus serta penuh kejujuran melaksanakan amanah yang diembannya sebagai bagian dari wujud ibadah. Bayangan yang menakutkan dalam diri sendiri yang buruk dan jahat itu, jelas merupakan bagian dari azab yang akan terus diterima sampai kesadaran. dirinya memahami bahwa apa yang telah dia lakukan itu patut mendapat imbalan yang setimpal bagi dirinya. Tentu saja akan menjadi lebih cilaka bila dosa dan semua perlakuan buruk dan kejahatan yang dia lakukan itu harus diterima juga oleh segenap anak, istri dan cucunya yang sudah ikut menikmati hasil dari pekerjaannya yang tidak halal itu. Sebab terlalu banyak hak orang lain yang telah dia tilep sekehendak hati, tanpa pernah memikirkan akibat bagi orang lain yang harus menanggung perbuatan buruk yang dilakukannya pada masa lalu. Akibatnya -- apapun bentuknya -- baru akan dinikmati atau ditanggung sekarang.
Sunnatullah memang begitu. Apa yang kita tanam kemarin akan kita tuai hari dan esok. Celakanya kalau yang ditanam itu adalah bibit yang busuk, boleh jadi tetap bertumbuh membuahkan hasil yang tak sedap untuk dilahap.
Tangerang, 15 Oktober 2024
Posting Komentar untuk "Jacob Ereste : *Menikmati Buah Tanaman Yang Disemai Kemarin"