Jacob Ereste : *Gelar Sekedar Untuk Menghias Rasa Rendah Diri Belaka*
Swara Ham Indonesia News, Com
Kegandrungan orang untuk memiliki sejumlah gelar mulai dari akademik maupun gelar adat hingga riap dipasang berjejer di depan atau di belakang namanya agar terkesan keren dan berwibawa -- meski kosong -- merupakan ekspresi dari sikap yang tak tahu malu, alias muka gedek. Seorang kawan yang memiliki asli gelar akademik hingga gelar adat bahkan tanda ketokohan dalam agama, justru menanggalkan semua itu, sehingga hanya orang lain yang berkenan untuk menyebutkannya secara lengkap, justru acap dia rasakan menjadi beban.
Gelar akademik maupun gelar adat dari keraton tertentu misalnya, sering diburu seperti orang sedang kemasukan syetan. Sehingga berapapun tarifnya mau ditebus berapa pun juga nilainya. seakan-akan dengan adanya gelar itu pandangan dunia seketika itu jadi berubah, seakan penuh bunga dan sanjungan yang ikut bergelayutan di tambahan nama yang berjejeran seperti barisan bebek yang tengah digiring oleh pengasihnya.
Padahal, gelar tempelan yang tidak otentik itu seperti pepesan kosong, tak ada isinya. Artinya, gelar yang berjajar itu sekedar penghias belaka. Karena nilai serta kedalaman dari isi kandungan makna yang ada didalamnya semu belaka. Misalnya untuk gelar keagamaan yang ada di depan nama seseorang itu, tidak mencerminkan perilaku atau bobot yang seharusnya ada di dalamnya. Maka itu jadi sungguh memalukan. Misalnya untuk melafazkan sepotong ayat yang ada dalam Al Kitab tersebut, bukan saja tidak mampu dihafal, tetapi dari nada ucapannya saja sudah dapat diterka semacam asesoris tempelan belaka.
Oleh karena itu, kita sering mendengarkan khotbah di tempat ibadah seperti anak-anak di kelas yang sedang mencongak. Sungguh tak ada enaknya untuk didengar, apalagi hendak disimak agar dapat memberi nilai tambah dari wawasan maupun pengetahuan hingga keimanan dalam menghayati ajaran Tuhan yang dibawa oleh para Nabi sebagai utusan Allah di bumi. Karena itu, bagi orang yang mampu menjalankan tuntunan dan ajaran para Nabi ini dengan baik dan benar, Allah sendiri telah memberi gelar kepada manusia sebagai khalifatullah di bumi.
Jadi, jalan dan alur spiritual yang benar dan baik serupa ini yang diperlukan oleh manusia hari ini sejak dahulu hingga sekarang. Sebab laku spiritual sendiri hanya mungkin dapat dilakukan dengan sikap jujur dan ikhlas penuh kerendahan hati yang jauh dari sikap sombong. Sementara untuk mereka yang Gandrung menempel sederetan gelar palsu -- tidak otentik berikut bobot nilai yang dikandung oleh gelar tersebut -- jelas beranjak dari sikap sombong dan tinggi hati -- agar tidak dianggap rendah dari keberadaan orang lain. Padahal, ketika gelar yang gemar ditempelkan di depan nama itu tidak sesuai memiliki bobot yang setara dengan gelar yang dipasang di depan nama itu, jelas pada akhirnya akan memalukan diri sendiri.
Orang yang bijak, biasanya tak hendak memajang gelar apapun, meski dirinya sendiri adalah keturunan bangsawan dari trah keraton pada masa lalu. Sebab apapun gelar yang dipajang di depan nama itu akan mempunyai konsekuensi logis -- semacam pertanggung jawaban untuk memiliki bobot yang setara -- kalau pun tidak bisa lebih istimewa dari standar umum yang diemban oleh gelar tersebut.
Kecuali itu, apa sih hebatnya sejumlah gelar yang bisa diperoleh -- apalagi direngkuh dengan cara membeli -- sejumlah gelar yang beragam itu ?
Apalagi bobot yang ada di dalamnya tidak setara dengan gelar besar yang mampu ditempelkan itu, lantaran isinya tak ada, alias kosong dan hanya sebatas asesoris belaka. Hingga sejumlah gelar yang begitu ngebet untuk ditempelkan di depan nama diri itu, sesungguhnya semacam penghias diri semata lantaran tidak yakin untuk tampil dengan seadanya saja.
Tangerang, 4 Oktober 2024
Posting Komentar untuk "Jacob Ereste : *Gelar Sekedar Untuk Menghias Rasa Rendah Diri Belaka*"