Jacob Ereste : *Kemewahan HUT RI Ke-79 di IKN Semakin Jelas Mempertunjukkan Tidak Pedulinya Pemerintah Pada Dera Derita Bagi Rakyat Kecil*
Swara Ham Indonesia News,Com
1.000 kendaraan yang disewa pemerintah dengan tarif yang mahal itu -- antara Rp 15 juta - Rp 25 juta -- sungguh fantastis. Tidak hanya dari jumlah kendaraan yang disewa, tapi juga jumlah dana yang mau digelontorkan untuk sewa kendaraan mewah itu minimal Rp 15 juta X 1.000 jadi minimal sebesar 15 milyar rupiah. Belum lagi sewa hotel dan ongkos lainnya yang cukup rumit untuk dirinci, mungkin bisa mencapai sati triliun rupiah.
Sejumlah pesawat Hercules Angkatan Udara pun dikerahkan untuk mengangkut peralatan perlengkapan kantor sungguh aduhai jika bisa dikonversi dengan harga beras yang lebih bermanfaat dibagikan kepada rakyat miskin yang semakin membludak jumlahkan dan tingkat kemiskinannya.
1000 unik kendaraan mewah sewaan itu sungguh membuat hati rakyat miskin menjadi miris. Bayangkan, hanya untuk melayani segelintir orang kaya, jutaan rakyat kecil harus tetap nelangsa, bertambah sibuk mencari cara membeli beras yang berada dibawah harga Rp 14 ribu. Sedangkan harga telor ayam yang menjadi penutup gizi andalan terakhir harganya pun semakin melambung pada kisaran Rp 28 tibu per kilogram. Padahal, perayaan HUT RI ke-79 di IKN itu hanya berlangsung sekejap dan kekhidmatannya tidak mungkin lebih menghujam dibanding dengan upacara yang dilaksanakan seperti biasanya di Istana Negara Jakarta, atau di Istana Negara yang ada di Yogyakarta.
Karena itu, muatan nilainya yang sakral jelas tidak menjadi fokus upacara peringatan HUT RI yang sudah nyaris seabad usianya ini. Sementara persiapan untuk menyongsong Era Indonesia Emas tahun 2045 sudah harus dipersiapkan lebih matang, agar kegagalan negara yang wajib mewujudkan kecerdasan bangsa dan menghapus rakyat miskin wajib dan harus segera terwujud. Jika tidak, bagaimana mungkin era Indonesia emas bisa bersinar terang untuk bisa dinikmati bersama rakyat kecil.
Masalahnya yang utama adalah, keadilan sosial dalam arti luas itu bukan hanya bagi segolongan masyarakat tertentu semata, tapi keadilan sosial itu harus dan wajib untuk dinikmati juga oleh rakyat kecil. Artinya, kemiskinan itu bisa saja tetap ada, akibat dari sikap hidup rakyat miskin itu sendiri, tetapi janganlah yang dominan terjadi adalah akibat dari kebijakan dalam tara kelola negara yang tidak tidak becus, tidak serius memberi perhatian terhadap kepentingan orang banyak, seperti menghamburkan dana sekedar untuk mempromosikan IKN agar dapat menggaet para investor yang terlanjur curiga terhadap proyek prestisius itu bakal mangkrak.
Proyeksi yang tergambar jauh sebelum pelaksanaan perayaan HUT RI Ke-79 di Paser, Penajam, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, jelas sudah dapat dilihat dari ribuan hektar sawah yang mengering di Pusakanagara dan Pusakajaya, Cigugur, Jawa Barat. Petani setempat yang mengandalkan saluran irigasi dari Citarum Timur tidak lagi mampu mengairi sawah mereka. Sementara proyek sodetan yang digarap mampu mengatasi kekeringan tidak terjawab. Jadi, panen padi di kedua daerah itu pasti gagal. Begitulah kondisi kontras yang mendera rakyat akibat diabaikan saat pesta perayaan HUT RI yang dibuat sangat mewah jika ditakar dari penghamburan dana yang tidak terbilang sedikit hitungannya itu.
Informasi yang tak kalah miris adalah tentang warga masyakarat sekitar IKN yang dilarang ikut acara upacara HUT RI di tanah leluhur mereka sendiri itu. Karena pemerintah merasa cukup menghargai harkat dan martabat kebanggaan mereka dengan menjadi penonton lewat live streaming, seperti yang diberitakan secara meluas oleh media massa pekan ini.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni jujur mengaku terkait dengan agenda acara HUT RI yang gemerlap dan wah iti hanya mengundang tokoh masyarakat Bumi Etam dan memutuskan bila warga sekitar tidak diizinkan untuk mengikuti agenda acara di IKN tersebut, kata Sri Wahyuni, 6 Agustus 2024, usai mengikuti rapat Paripurna di DPRD, Kaltim. Live streaming itu akan disediakan di dua tempat, di Pantacity Kota Balikpapan dan di Big Mall Kota Samarinda.
Bahkan sejumlah tempat hunian bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), peserta dan petugas upacara HUT RI di IKN disediakan rumah dan hotel secara khusus. Sedangkan untuk peserta dan petugas cukup menginap di glamping perkemahan. Dalam arti kata, meskipun tidak khidmat, yang penting gebyar dan hasrat untuk mengundang para investor agar tertarik dan mau menumpahkan dananya untuk ikut membangun disekitar IKN bisa berlanjut dan tidak sampai mangkrak.
Banten, 7 Agustus 2024
Posting Komentar untuk "Jacob Ereste : *Kemewahan HUT RI Ke-79 di IKN Semakin Jelas Mempertunjukkan Tidak Pedulinya Pemerintah Pada Dera Derita Bagi Rakyat Kecil*"