Jacob Ereste : *Orientasi Pendidikan Generasi Milenial Kita Hari Ini Perlu Diboboti Dengan Etika, Moral dan Akhlak Mulia*
Swara Ham Indonesia News,Com
Perubahan adalah upaya untuk keluar dari kemandegan yang tidak lagi dirasa bisa memberi banyak manfaat dalam kehidupan yang perlu untuk terus bergerak, agar tidak mandek, atau mati.
Begitulah kejumudan harus ditinggalkan, agar kehidupan dapat semakin maju dan berkembang, apalagi dalam kondisi dan situasi yang buruk -- yang menggerus nilai-nilai kemanusiaan yang patut dijaga dan dikembangkan kemuliaannya. Dan memang, perubahan yang hendak dilakukan dasarnya bermula dari keinginan mengarah pada kemajuan yang lebih baik. Meski resiko untuk itu bisa terjadi justru sebaliknya. Karena itu dalam upaya untuk melakukan perubahan patut dilakukan secara seksama dengan perhitungan langkah yang mendetail dan terukur supaya kesalahan bisa dihindari agar apa yang hendak diraih tidak menjadi lebih buruk dari kondisi dan situasi sebelumnya.
Adapun wujud perubahan yang diidealkan itu bisa saja abstrak sifatnya, tidak dalam bentuk yang material. Maka itu, capaian kemampuan dan kecerdasan spiritual pun menjadi semakin penting untuk ikut mempercepat terjadinya perubahan yang diharap dapat mendatangkan kebahagiaan dan kegembiraan, supaya dapat melengkapi kesempurnaan hidup yang tidak cuma sekedar untuk melimpahnya harta dan kekuasaan.
Karena itu, proses dari pencapaian perubahan menuju tatanan hidup yang lebih baik-- yang lebih bermutu dan lebih bermartabat-- sungguh patut dilakukan dalam panduan etika dan moral hingga dapat memenuhi prasyarat berakhlak mulia. Dan kemuliaan manusia dapat selalu ditakar dengan perilaku etika, perbuatan orang yang bersangkutan yang memiliki moral baik, sehingga mampu menciptakan peradaban bagi yang mengekspresikan akhlak manusia yang mulia seperti yang dititipkan Tuhan pada khalifahnya di bumi.
Untuk melakukan perubahan menuju tatanan hidup yang lebih baik, lebih bermutu dan lebih bermartabat jelas diperlukan kualitas dan kecerdasan manusia -- utamanya bagi generasi milenial sekarang ini -- seperti yang diproyeksikan segenap warga bangsa Indonesia memasuki satu abad usia kemerdekaan Indonesia pada tahun 2045. Karena ini perlu ditilik mutu dari pendidikan nasional kita dengan hasil keluarannya untuk mengetuk gerbang peradaban baru yang disebut era "Indonesia Emas" dalam tenggang waktu 20-an tahun ke depan. Artinya, generasi yang lahir sekitar 5 - 10 tahun lalu hingga generasi yang lahir hari ini -- harus sungguh-sungguh dipersiapkan secara serius. Bila tidak, saat memasuki gerbang peradaban "Indonesia Emas" pada tahun 2045 itu kelak akan gagap dan kikuk, tak mampu mengisi ruang kosong yang harus ditata sedemikian rupa, agar kondisi Indonesia tidak sampai lebih buruk dari apa yang kita rasakan kegetiran dan pahitnya seperti yang terjadi hari ini.
Kualitas pendidikan yang bermutu serta memiliki nilai tambah yang layak diunggulkan tidak cuma sekedar berkualitas dalam pengertian intelektual, tapi harus dan mutlak memiliki kecerdasan spiritual yang muncul dari kedalam batin untuk senantiasa mengedepankan etika, moral dan akhlak mulia manusia agar tidak membuat kerusakan yang lebih parah, supaya tidak semakin culas mengabaikan etika hukum, etika ekonomi dan etika terhadap alam serta lingkungan sebagi bagian dari ekspresi Ketuhanan yang tidak bisa diabaikan.
Kerusakan alam, keculasan dalam pelaksanaan hukum, kebobrokan dalam perilaku ekonomi yang selama ini terjadi hingga kerusakan tata negara dan berbangsa kita akibat langsung dari ketiadaan etika, moral dan akhlak yang bobrok. Idealnya hukum itu dibangun untuk memagari etika dan moral serta akhlak manusia agar tetap terjaga kemuliaannya. Tapi realitasnya, hukum justru yang melakukan perselingkuhan persis seperti yang dilakukan oleh MK (Mahkamah Konstitusi) yang tetap membengal membuat putusan yang cacat secara etik dan moral, tapi tetap mensahkan putusannya yang akan terus diingat dan dihujat sepanjang jaman.
Karena itu, orientasi dari pendidikan nasional Indonesia harus kembali memiliki muatan Budi pekerti -- etika, moral dan akhlak -- dengan memberi muatan lebih terhadap pengetahuan keagamaan, bukan semata-mata ilmu dan teknologi yang semakin membius dan memanjakan untuk banyak hal yang serba instan.
Setidaknya, proses pembelajaran untuk anak dan cucu kita hari ini tidak lagi bisa sepenuhnya dipercayakan kepada lembaga pendidikan formal, karena akan lebih banyak memperoleh asupan dan perhatian dari pihak keluarga atau lembaga pendidikan non formal yang terpilih, seperti pesantren, minimal sekolah atau pun perguruan tinggi yang dikelola oleh pihak swasta yang masih mengedepankan kualitas mutu yang dikeluarkannya. Bukan lembaga pendidikan yang sudah terjerat dalam lingkaran bisnis yang dikelola seperti perusahaan.
Banten, 22 Juni 2024
Posting Komentar untuk "Jacob Ereste : *Orientasi Pendidikan Generasi Milenial Kita Hari Ini Perlu Diboboti Dengan Etika, Moral dan Akhlak Mulia* "