🔊 Dalam menjalankan tugas jurnalistik, seluruh wartawan media online Swara HAM Indonesianews.com dibekali dengan Tanda Pengenal. Harap tidak melayani oknum-oknum yang mengatas namakan media online Swara HAM Indonesianews.com tanpa dilengkapi Tanda Pengenal           🔊 Segala tindakan pelanggaran Hukum yang dilakukan oleh wartawan Swara HAM Indonesianews.com menjadi tanggaungjawab yang bersangkutan

Jacob Ereste : *Kannushi dan Miko Sebagai Penjaga dan Perawat Tradisi dan Budaya Spiritual Dalam Agama Shinto*

Swara Ham Indonesia News,Com

Shinto merupakan agama asli Bangsa Jepang  yang menjadi kepercayaan sejak   lama hingga kini teta langgeng dan diyakini menjadi penuntun hidup, seperti Sunda Wiwitan dan aliran Kepercayaan dan Kejawen (Jawa),  Marapu (Sumba) Psrmalin (Tabasa) dan sebagainya bagi suku bangsa Indonesia. Selain itu, agama yang datang dari luar, adalah Hindu, Budha. Konghuchu dan sebagainya yang mendampingi agama langit, yaitu Islam yang ditandai kitab suci Al Qur'an, agama   Kristen yang ditandai kitab Injil dan Yahudi dengan kitab Taurat.  Padahal di dunia masih banyak jenis agama lain yang tetap terpelihara baik oleh penganutnya.

Yang menarik, penjaga kekayaan spiritual bangsa Jepang ada pada para Pendeta yang berperan tidak cuma sekedar pelaksana upacara keagamaan semata, tetapi juga menjadikan penghubung manusia atau umatnya dengan roh dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya para pendeta agama Shinto berperan menjadi pelindung budaya dan spiritual dengan  meneruskan nilai-nilai luhur para leluhur yang membentuk karakter masyarakat Jepang.

Agaknya, inilah kunci keberhasilan bangsa Jepang yang teguh menjaga dan membangun banyak hal dengan nilai-nilai yang bersejarah dengan sepenuh hati dan jiwanya. Sehingga suasana kehidupan yang berdimensi spiritual tetap terjaga dan lestari sampai hari ini.

Bahkan dalam setiap upacara dan do'a, bangsa Jepang menjaga keseimbangan dan keharmonisan antara manusia, alam dsn roh yang ada, sebagai ekspresi dari keberadaan Tuhan. Demikian adanya dari keberadaan Shinto seperti praktek syariat yang diwujudkan dalam laku (amal) dan perbuatan sehari-hari pada ajaran sufi.

Kecuali itu, dalam tradisi dan budaya Shinto ada figur yang menjaga keharmonisan antara manusia dan alam serta desa-dewa suci sebagai sublimasi dari keberadaan Tuhan yang disebut Kannushi. Jadi bukan sekedar pendeta, tapi juga bertugas  menjaga dan memimpin kuil Shinto tempat yang dianggap suci oleh umatnya.

Jadi, Kannushi adalah pelindung tradisi Shinto yang teguh memegang prinsip ilmu dan ritual agar praktek keagamaan Shinto yang memiliki nilai sejarah itu tidak hilang tergerus jaman. Bahkan para Kannushi membantu umat Shinto memahami  pesan spiritual dan bisa mendapatkan panduan dari dewa-dewa alam.

Syahdan, bagi Bangsa Jepang, Kannushi bukan cuma pendeta, tetapi juga simbol kebijaksanaan dan  kepemimpinan spiritual yang sekaligus menjaga nilai-nilai tradisional bangsa Jepang. Semua itu dilakukan dengan penuh hormat untuk melanjutkan warisan keagamaan dan kebudayaan dalam kesucian dan kebijaksanaan   yang melandasi tradisi Shinto sejak beberapa berabad silam.

Dalam tatanan budaya dan agama masyarakat Jepang, ada juga pendeta wanitanya yang disebut dengan Miko. Sosok pendeta wanita dalam tradisi dan budaya agama Shinto sebagai hasrat untuk menampilkan kelembutan dan keanggunan saat ritual-ritual keagamaan dilaksanakan atau saat upacara pemujaan di Kuil Shinto atau Jinia.

Para Miko lebih dikenal sebagai "Shrine Maiden" membawa kesucian dalam setiap upacara keagamaan. Jadi bukan hanya membantu pelaksanaan ritual dengan indah, tapi juga menghidupkan energi spiritual. Dan dengan pakaian merah dan putih, setiap tersemat makna yang dalam, yaitu keberanian dan semangat serta kesucian yang bersih. Hingga dengan simbul merah putih itu menampilkan keanggunan dan kesakralan peran Miko dalam agama Shinto.

Didamping itu, yuhad dan peran para Miko adalah memberi petunjuk, bimbingan serta nasehat keagamaan dan membangun ikatan yang akrab dengan umat Shinto termasuk komunikasi dengan roh. Hingga Shinto merupakan agama yang inklusif untuk memperkaya pengalaman dan pengetahuan keagamaan serta berperan untuk lebih berkontribusi bagi orang banyak. 

Lebih dari itu,  peran Miko adalah  menjaga suasana yang suci dalam kelembutan tradisi dan budaya agama Shinto memandu ritual dengan atmosfer rohaniah  yang sakral penuh nilai spiritual. Agaknya, itulah yang membuat tradisi dan budaya bangsa Jepang demikian solid dan kuat, karena mengajar dalam agama Shinto yang kukuh dan tangguh, tak bergeming dari benturan peradaban yang tengah melanda dunia.

Banten, 4 Juni 2024

Posting Komentar untuk "Jacob Ereste : *Kannushi dan Miko Sebagai Penjaga dan Perawat Tradisi dan Budaya Spiritual Dalam Agama Shinto*"