Jacob Ereste : *Sungguh Ideal Bila Terowongan Katedral Menuju Masjid Istiqlal Jakarta Diresmikan Bersama Paus Fransiscus Agar Lebih Bernuansa Religius dan Bernilai Spiritual*
Swara Ham Indonesia News,Com
Pernyataan resmi Vatikan tentang rencana Paus Fransiscus akan datang ke Indonesia sekalian ke Papua Nugini, Timor Timur dan Singapura pada 3 September 2024, dapat dipastikan jadi dalam bentuk kunjungan resmi Paus Fransiscus mulai 2 September - 13 September 2024 yang menempuh jarak tak kurang dari 30.000 km hingga menjadi perjalanan terpanjang sejak menjadi Pemimpin Gereja Katolik se dunia sejak dia jabat pada tahun 2013, yang kini berusia 87 tahun.
Jadual Paus Fransiscus di Indonesia mulai 3 September - 6 September 2024, lalu terus ke Port Moresby dan Panimo pada 6 September - 9 September 2024, hingga berada di Dili pada 9 September - 11 September 2024 yang berakhir di Singapura pada 11 September - 13 September 2024.
Masalah kesehatan Paus Fransiscus yang semakin rentan dalam usia 87 sekarang, manjadi bukti dari keseriusannya untuk membangun persahabatan dan persaudaraan manusia di bumi, agar rukun dan damai menata kehidupan yang harmoni.
Etos kerjanya yang terpuji, tidak pernah berlibur hingga sangat mengesankan dengan gelar kepausan yang diembannya bagi umat manusia. Mulai dari rasa nyeri lutut hingga operasi hernia dan usus besar mulai pulih tanpa harus terus duduk di atas kursi roda seperti yang pernah dialami sebelumnya.
Penerbangan sekitar 30 jam yang akan ditempuh pasti akan sangat terasa melelahkan yang diimbuh oleh perbedaan waktu 8 jam dari Vatikan menuju Indonesia.
Bagi Indonesia yang telah resmi menerima rencana kunjungan ini sejak Maret 2024 -- setidaknya dalam dialog Forum Indonesia Damai pada Acara Buka Puasa Bersama hingga Acara Halal bi Halal yang juga diselenggarakan di Katedral Jakarta -- harapan dari kedatangan Paus Fransiscus telah menjadi topik bahasan dengan harapan akan ikut meresmikan Terowong Kedamaian Antar Umat yang menghubungkan Katedral dengan Masjid Agung Istiqlal, Jakarta.
Terowongan Kedamaian itu pun diidealkan dapat menjadi obyek wisata spiritual yang dilengkapi dengan fasilitas umum, perpustakaan, ruang baca serta beragam benda serta dokumen penting yang dapat semakin mempererat ikatan perkawanan dan persaudaraan lintas agama di Indonesia. Hingga bisa menjadi model yang mengukuhkan kerukunan umat beragama yang sesungguhnya akan memberi nilai lebih bagi seluruh anak bangsa dalam memaknai Bhineka Tunggal Ika, ungkap Sri Eko Sriyanto Galgendu seusai pertemuan khusus dengan Ignatius Kardinal Suharyo sebelum acara buka puasa bersama yang dihadiri seluruh pemuka dan tokoh agama yang ada.
Dalam tausiahnya pun Imam Besar Madjid Agung Istiqlal Jakarta, Prof. KH. Nazarudin Umar pun jelas mengungkapkan harapannya ketika bertemu tokoh dari agama dari Vatikan berharap Paus Fransiscus berkenan hadir saat peresmian Terowongan Kedamaian Umat Beragama yang menghubungkan Katedral dengan Masjid Agung Istiqlal Jakarta saat diresmikan.
Untuk mendukung Terowongan Kedamaian inilah Sri Eko Sriyanto Galgendu yang juga pengusaha kuliner mulai merintis kawasan kuliner malam di sepanjang Jalan Ir. H. Juanda. Karena sebagai Pemimpin Spiritual Nusantara, Sri Eko Sriyanto Galgendu untuk melakukan percepatan gerakan kebangkitan dan kesadaran spiritual perlu dilakukan melalui pendekatan yang lebih holistik.
Dan kehadiran Paus Fransiscus ke Indonesia -- dan bila berkenan ikut meresmikan Terowongan Kedamaian yang menghubungkan Katedral dengan Masjid Agung Istiqlal Jakarta, pasti memberi nilai historis yang sangat bernuansa religius dan nilai spiritual yang monumental sifatnya.
Jakarta, 29 Mei 2024
Posting Komentar untuk "Jacob Ereste : *Sungguh Ideal Bila Terowongan Katedral Menuju Masjid Istiqlal Jakarta Diresmikan Bersama Paus Fransiscus Agar Lebih Bernuansa Religius dan Bernilai Spiritual*"