🔊 Dalam menjalankan tugas jurnalistik, seluruh wartawan media online Swara HAM Indonesianews.com dibekali dengan Tanda Pengenal. Harap tidak melayani oknum-oknum yang mengatas namakan media online Swara HAM Indonesianews.com tanpa dilengkapi Tanda Pengenal           🔊 Segala tindakan pelanggaran Hukum yang dilakukan oleh wartawan Swara HAM Indonesianews.com menjadi tanggaungjawab yang bersangkutan

Momentum HJW ke - 625, kaitannya dengan Perjuangan La Maddukkelleng Mengusir Kaum Penjajah"

Swara Ham Indonesia News,Com

     Kabupaten Wajo merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang tidak hanya memiliki kekayaan alam yang berpotensi, tapi juga tatanan adat istiadatnya yang terus dipertahankan kesakralannya oleh masyarakat dan pemerintah di daerah ini.

     Tidak hanya itu, salah satu putra daerah yang pernah menjabat Arung Matoa Wajo, Alm. La Maddukkelleng berhasil menunjukkan keberaniannya dengan mengusir penjajah di kala itu.

     Hal ini terungkap saat Ketua DPRD Wajo Andi Muhammad Alauddin Palaguna ketika membacakan sejarah singkat ditetapkannya Hari jadi Wajo ke - 625 yang berlangsung di lapangan Merdeka Sengkang, Kabupaten Wajo.

     Menurutnya Hari Jadi Wajo (HJW) yang diperingati setiap tanggal 29 setiap tahun berjalan, awalnya di inisiasi oleh Bupati Wajo ketika itu, Dahlan Maulana, ungkap Andi Alauddin Palaguna.

     Dikatakan lebih lanjut, penetapan HJW tidak serta Merta ditetapkan begitu saja, tetapi didahului seminar yang di hadiri sedikitnya 300 orang tokoh masyarakat dari berbagai kalangan.

     Maka ditetapkanlah HJW (Hari Jadi Wajo) setiap tanggal 29 Maret, sebagai Hari Jadi Wajo.

     Pejabat Gubernur Sulsel Andi Bataralipu turut menghadiri acara ini bersama Ketua TP - PKK Sul-Sel, Sophia Marwah Baharuddin; Pj. Bupati Wajo Andi Bataralipu; Pj. Walikota Pare-pare; Pj.Bupati Buton Selatan; Ketua dan anggota DPRD Wajo; Ferkopimda, kepala OPD, Camat, Kepala Kelurahan dan Kepala Desa Se - Kabupaten Wajo dan sejumlah undangan lainnya.

     Menurut ketua DPRD Wajo Andi Muhammad Alauddin Palaguna bahwasanya penetapan HJW erat kaitannya dengan Perjuangan La Maddukkelleng yang memimpin rakyat Wajo mengusir penjajah Belanda yang saat itu ingin menguasai Tanah Wajo.

     Berangkat dari situlah, Bupati Wajo Dahlan Maulana ketika itu menetapkan HJW tanggal 29 Maret sebagai hari jadi.

     "Bapak Dahlan Maulana lah yang menginisiasi lahirnya Hari Jadi Wajo dengan berkaca pada perjuangan La Maddukkelleng tersebut", kata Ketua DPRD yang dikenal sebagai wakil rakyat yang merakyat ini.

     Peringatan HJW ke-625 tahun ini yang mengusung tema " Merajut Sutera dan Merangkai Nusantara" hendaknya menjadi momen tersendiri untuk semakin memperkuat ketahanan daerah dan bersatu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," harap Andi Muhammad Alauddin Palaguna.

     Secara terpisah, salah seorang tokoh masyarakat Wajo yang juga selaku ketua Kedatuan Pammana (Datu Pammana) Drs.Andi Syahrazad Pallawarukka ketika dimintai komentarnya terkait HJW Wajo pada intinya mengharapkan semua elemen masyarakat Wajo menjadikan momen ini sebagai ajang untuk merefleksi diri dan bercermin pada pendahulu kita untuk selanjutnya bersama-sama memajukan warga Wajo untuk lebih baik ke depannya.

     "Mari kita sama-sama menggalang persatuan dan kesatuan untuk memajukan Wajo ke depannya," harap Puang Datu mengunci keterangannya kepada Andi Baso Ishak dari Swara HAM Indonesia.(Editor : Andi Sabaniyah Halide).

Posting Komentar untuk "Momentum HJW ke - 625, kaitannya dengan Perjuangan La Maddukkelleng Mengusir Kaum Penjajah""

https://drive.google.com/file/d/1el9CLvUzGxK2gPhL-rMffZelXnrYr6ii/view?usp=drivesdk