Soppeng yang unik di Sulsel.
Rumah Peninggalan Belanda Ratu Yuliana.
Kelelawar bergantungan hiasi kota Watan Soppeng
Bundaran alamungengpatue Kota Kalong.
foto Agung Pramono.
Kelelawar bergantungan hiasi kota Watan Soppeng
Bundaran alamungengpatue Kota Kalong.
foto Agung Pramono.
Swara Ham Indonesia News.Com.Soppeng 21/10/2022.
Soppeng - Kabupaten Soppeng merupakan salah satu daerah yang unik di Sulawesi Selatan (Sulsel). Selain memiliki histori wilayah kerajaan yang luas, Soppeng juga dikenal unik karena keberadaan kelelawar atau kalong di jantung kota.
Dalam Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan dengan judul 'Dinamika Pemerintahan Soppeng pada Masa Afdeling Bone hingga Masa Pemerintahan Andi Wana 1905-1960' menyebutkan bahwa Soppeng sebagai salah satu kabupaten di bawah daerah administrasi Sulawesi Selatan dahulunya merupakan sebuah kerajaan kembar.
Kerajaan kembar tersebut adalah Soppeng Riaja yang dipimpin oleh Manurunge ri Sekkanyili atau yang lebih dikenal sebagai La Temmamala, dan Soppeng Rilau yang dipimpin oleh Manurunge ri Gowarie. Kedua kerajaan ini berpusat di Sewo dan Gattareng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua kerajaan ini kemudian bersatu melalui perkawinan menjadi Kerajaan Soppeng yang dipimpin oleh Tomanurung'e La Temmamala. Melalui perkawinan yang dijalankan olah pihak Soppeng Riaja dan Soppeng Rilau ini cukup berhasil merekonstruksi tatanan politik dan pemerintahan Kedatuan Soppeng hingga sekarang.
Sementara, dikutip dari situs resmi Kabupaten Soppeng, asal mula nama tersebut diambil dari sastra Bugis tertua I Lagaligo yang telah menyebutkan nama Kerajaan Soppeng. Berikut naskahnya:
"IYYANAE SURE PUADA ADAENGNGI TANAE RI SOPPENG, NAWALAINNA SEWO-GATTARRENG, NONI MABBANUA TAUWE RI SOPPENG, NAIYYA TAU SEWOE IYANARO RI YASENG TAU SOPPENG RIAJA, IYYA TAU GATTARENGNGE IYANARO RIASENG TAU SOPPENG RILAU."
Berdasarkan naskah lontara tersebut, ditarik kesimpulan bahwa penduduk tanah Soppeng mulanya datang dari dua tempat yaitu Sewo dan Gattareng.
Di dalam lontara juga tertulis bahwa jauh sebelum terbentuknya Kerajaan Soppeng telah ada kekuasaan yang mengatur jalannya pemerintahan yang berdasarkan kesepakatan 60 pemuka masyarakat. Hal ini dilihat dari jumlah Arung, Sullewatang, Paddanreng, dan Pabbicara yang mempunyai daerah kekuasaan sendiri yang dikoordinir oleh Lili-Lili.
Suasana pusat kota Soppeng di siang hari.
Namun suatu ketika, terjadi musim kemarau di sana-sini hingga menimbulkan kekacauan yang menyebabkan masyarakat sengsara. Para pemuka masyarakat kemudian bersepakat untuk mengangkat seorang junjungan yang dapat mengatasi semua masalah tersebut.
Saat itu, tampillah Arung Bila mengambil inisiatif mengadakan musyawarah besar yang dihadiri 30 orang matoa dari Soppeng Riaja dan 30 orang matoa dari Soppeng Rilau. Namun saat musyawarah berlangsung, seekor burung kakak tua terbang mengganggu mereka.
Arung Bila lantas memerintahkan untuk menghalau burung tersebut dan mengikuti ke mana dia terbang. Burung kakak tua tersebut akhirnya sampai di suatu tempat bernama Sekkanyili dan ditemukan seorang berpakaian indah sementara duduk di atas batu, yang bergelar Manurungnge Ri Sekkanyili atau La Temmamala sebagai pemimpin yang diikuti dengan ikrar. Ikrar tersebut terjadi antara La Temmamala dengan rakyat Soppeng.
Saat itulah La Temmamala menerima pengangkatan dengan gelar Datu Soppeng, sekaligus sebagai awal terbentuknya Kerajaan Soppeng, dengan mengangkat sumpah di atas batu yang diberi nama 'Lamung Patue' sambil memegang segenggam padi dengan mengucapkan kalimat yang artinya 'isi padi tak akan masuk melalui kerongkongan saya bila berlaku curang dalam melakukan Pemerintahan selaku Datu Soppeng'.
Soppeng Kota Kelelawar
Kelelawar bergelantungan di pepohonan asam pusat kota Soppeng.
Soppeng merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dengan ibu kota di Watansoppeng. Daerah ini dikenal dengan julukan Kota Kelelawar atau Kota Kalong. Sesuai namanya, Soppeng dihuni banyak kelelawar yang tinggal di jantung kota.
Keberadaan kelelawar di Kabupaten Soppeng ini memiliki beragam cerita legenda. Salah satunya terkait janji setia kelelawar terhadap putri Raja Soppeng, La Temmamala. Sang putri kala itu pernah membuat perjanjian dengan hewan yang ada di Soppeng, termasuk dengan kelelawar.
Perjanjian itu dibuat tak terlepas dari kemampuan putri La Temmamala dalam berkomunikasi dengan hewan. Sang putri bahkan disebut-sebut sangat akrab atau bersahabat dengan seluruh hewan yang ada di Soppeng. Mereka berjanji untuk saling menjaga sampai kapan pun.
Singkat cerita, sang putri lalu dipersunting oleh seorang pangeran dari kerajaan lain. Setelah resmi menikah, pangeran mengajak sang putri untuk ikut dengannya melakukan perjalanan panjang ke daerah lainnya. Sang putri tak bisa menolak.
Namun dalam perjalanannya, sang putri tak lagi kembali ke tanah Soppeng. Ketidakhadiran sang putri di tengah para hewan yang telah sepakat memegang janji akhirnya membuat situasi tidak terkendali. Mereka saling berebut kekuasaan.
Hingga pada akhirnya, hewan-hewan tersebut memilih untuk pergi dari tanah Soppeng. Namun tidak dengan kelelawar yang tetap setia memegang janji menunggu kedatangan sang putri.
Profil Kabupaten Soppeng
Villa Yuliana di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kabupaten Soppeng berbatasan langsung dengan Kabupaten Bone di sebelah selatan, Kabupaten Wajo di sebelah timur, Kabupaten Sidenreng Rappang di sebelah utara, dan Kabupaten Barru di sebelah barat.
Secara geografis, wilayah Kabupaten Soppeng memiliki luas wilayah sekitar 1.500 km persegi dengan ketinggian antara 5-1.500 meter dari permukaan laut. Suhu di Kabupaten Soppeng berkisar pada suhu 18,4-34,7 derajat celcius dengan tekanan udara antara 994,1-1.032,3 milibar.
Kabupaten Soppeng dibagi atas 8 Kecamatan yakni Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau, Donri-Donri, serta Marioriawa. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Marioriawa dengan luas sebesar 320 km2. Sementara jumlah desa yang tercatat sebanyak 70 desa/kelurahan.
Dari total luas daerah itu, Kabupaten Soppeng memiliki kekayaan alam yang indah. Beberapa lokasi kini menjadi spot wisata yang paling didominasi oleh wisata permandian.
Saat itu, ada beberapa permandian yang populer dikunjungi oleh masyarakat di Kabupaten Soppeng maupun para pendatang. Di antaranya ada Permandian Alam Air Panas Lejja, Permandian Alam Ompo, dan Permandian Alam Citta.
Selain itu, ada juga spot lainnya seperti Sumber Mata Air Asin, Gua Coddong Citta, Taman Kalong, hingga Villa Yuliana.(Kominfo SHI)
Soppeng - Kabupaten Soppeng merupakan salah satu daerah yang unik di Sulawesi Selatan (Sulsel). Selain memiliki histori wilayah kerajaan yang luas, Soppeng juga dikenal unik karena keberadaan kelelawar atau kalong di jantung kota.
Dalam Jurnal Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan dengan judul 'Dinamika Pemerintahan Soppeng pada Masa Afdeling Bone hingga Masa Pemerintahan Andi Wana 1905-1960' menyebutkan bahwa Soppeng sebagai salah satu kabupaten di bawah daerah administrasi Sulawesi Selatan dahulunya merupakan sebuah kerajaan kembar.
Kerajaan kembar tersebut adalah Soppeng Riaja yang dipimpin oleh Manurunge ri Sekkanyili atau yang lebih dikenal sebagai La Temmamala, dan Soppeng Rilau yang dipimpin oleh Manurunge ri Gowarie. Kedua kerajaan ini berpusat di Sewo dan Gattareng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua kerajaan ini kemudian bersatu melalui perkawinan menjadi Kerajaan Soppeng yang dipimpin oleh Tomanurung'e La Temmamala. Melalui perkawinan yang dijalankan olah pihak Soppeng Riaja dan Soppeng Rilau ini cukup berhasil merekonstruksi tatanan politik dan pemerintahan Kedatuan Soppeng hingga sekarang.
Sementara, dikutip dari situs resmi Kabupaten Soppeng, asal mula nama tersebut diambil dari sastra Bugis tertua I Lagaligo yang telah menyebutkan nama Kerajaan Soppeng. Berikut naskahnya:
"IYYANAE SURE PUADA ADAENGNGI TANAE RI SOPPENG, NAWALAINNA SEWO-GATTARRENG, NONI MABBANUA TAUWE RI SOPPENG, NAIYYA TAU SEWOE IYANARO RI YASENG TAU SOPPENG RIAJA, IYYA TAU GATTARENGNGE IYANARO RIASENG TAU SOPPENG RILAU."
Berdasarkan naskah lontara tersebut, ditarik kesimpulan bahwa penduduk tanah Soppeng mulanya datang dari dua tempat yaitu Sewo dan Gattareng.
Di dalam lontara juga tertulis bahwa jauh sebelum terbentuknya Kerajaan Soppeng telah ada kekuasaan yang mengatur jalannya pemerintahan yang berdasarkan kesepakatan 60 pemuka masyarakat. Hal ini dilihat dari jumlah Arung, Sullewatang, Paddanreng, dan Pabbicara yang mempunyai daerah kekuasaan sendiri yang dikoordinir oleh Lili-Lili.
Suasana pusat kota Soppeng di siang hari.
Namun suatu ketika, terjadi musim kemarau di sana-sini hingga menimbulkan kekacauan yang menyebabkan masyarakat sengsara. Para pemuka masyarakat kemudian bersepakat untuk mengangkat seorang junjungan yang dapat mengatasi semua masalah tersebut.
Saat itu, tampillah Arung Bila mengambil inisiatif mengadakan musyawarah besar yang dihadiri 30 orang matoa dari Soppeng Riaja dan 30 orang matoa dari Soppeng Rilau. Namun saat musyawarah berlangsung, seekor burung kakak tua terbang mengganggu mereka.
Arung Bila lantas memerintahkan untuk menghalau burung tersebut dan mengikuti ke mana dia terbang. Burung kakak tua tersebut akhirnya sampai di suatu tempat bernama Sekkanyili dan ditemukan seorang berpakaian indah sementara duduk di atas batu, yang bergelar Manurungnge Ri Sekkanyili atau La Temmamala sebagai pemimpin yang diikuti dengan ikrar. Ikrar tersebut terjadi antara La Temmamala dengan rakyat Soppeng.
Saat itulah La Temmamala menerima pengangkatan dengan gelar Datu Soppeng, sekaligus sebagai awal terbentuknya Kerajaan Soppeng, dengan mengangkat sumpah di atas batu yang diberi nama 'Lamung Patue' sambil memegang segenggam padi dengan mengucapkan kalimat yang artinya 'isi padi tak akan masuk melalui kerongkongan saya bila berlaku curang dalam melakukan Pemerintahan selaku Datu Soppeng'.
Soppeng Kota Kelelawar
Kelelawar bergelantungan di pepohonan asam pusat kota Soppeng.
Soppeng merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dengan ibu kota di Watansoppeng. Daerah ini dikenal dengan julukan Kota Kelelawar atau Kota Kalong. Sesuai namanya, Soppeng dihuni banyak kelelawar yang tinggal di jantung kota.
Keberadaan kelelawar di Kabupaten Soppeng ini memiliki beragam cerita legenda. Salah satunya terkait janji setia kelelawar terhadap putri Raja Soppeng, La Temmamala. Sang putri kala itu pernah membuat perjanjian dengan hewan yang ada di Soppeng, termasuk dengan kelelawar.
Perjanjian itu dibuat tak terlepas dari kemampuan putri La Temmamala dalam berkomunikasi dengan hewan. Sang putri bahkan disebut-sebut sangat akrab atau bersahabat dengan seluruh hewan yang ada di Soppeng. Mereka berjanji untuk saling menjaga sampai kapan pun.
Singkat cerita, sang putri lalu dipersunting oleh seorang pangeran dari kerajaan lain. Setelah resmi menikah, pangeran mengajak sang putri untuk ikut dengannya melakukan perjalanan panjang ke daerah lainnya. Sang putri tak bisa menolak.
Namun dalam perjalanannya, sang putri tak lagi kembali ke tanah Soppeng. Ketidakhadiran sang putri di tengah para hewan yang telah sepakat memegang janji akhirnya membuat situasi tidak terkendali. Mereka saling berebut kekuasaan.
Hingga pada akhirnya, hewan-hewan tersebut memilih untuk pergi dari tanah Soppeng. Namun tidak dengan kelelawar yang tetap setia memegang janji menunggu kedatangan sang putri.
Profil Kabupaten Soppeng
Villa Yuliana di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kabupaten Soppeng berbatasan langsung dengan Kabupaten Bone di sebelah selatan, Kabupaten Wajo di sebelah timur, Kabupaten Sidenreng Rappang di sebelah utara, dan Kabupaten Barru di sebelah barat.
Secara geografis, wilayah Kabupaten Soppeng memiliki luas wilayah sekitar 1.500 km persegi dengan ketinggian antara 5-1.500 meter dari permukaan laut. Suhu di Kabupaten Soppeng berkisar pada suhu 18,4-34,7 derajat celcius dengan tekanan udara antara 994,1-1.032,3 milibar.
Kabupaten Soppeng dibagi atas 8 Kecamatan yakni Kecamatan Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau, Donri-Donri, serta Marioriawa. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Marioriawa dengan luas sebesar 320 km2. Sementara jumlah desa yang tercatat sebanyak 70 desa/kelurahan.
Dari total luas daerah itu, Kabupaten Soppeng memiliki kekayaan alam yang indah. Beberapa lokasi kini menjadi spot wisata yang paling didominasi oleh wisata permandian.
Saat itu, ada beberapa permandian yang populer dikunjungi oleh masyarakat di Kabupaten Soppeng maupun para pendatang. Di antaranya ada Permandian Alam Air Panas Lejja, Permandian Alam Ompo, dan Permandian Alam Citta.
Selain itu, ada juga spot lainnya seperti Sumber Mata Air Asin, Gua Coddong Citta, Taman Kalong, hingga Villa Yuliana.(Kominfo SHI)
Posting Komentar untuk "Soppeng yang unik di Sulsel."