🔊 Dalam menjalankan tugas jurnalistik, seluruh wartawan media online Swara HAM Indonesianews.com dibekali dengan Tanda Pengenal. Harap tidak melayani oknum-oknum yang mengatas namakan media online Swara HAM Indonesianews.com tanpa dilengkapi Tanda Pengenal           🔊 Segala tindakan pelanggaran Hukum yang dilakukan oleh wartawan Swara HAM Indonesianews.com menjadi tanggaungjawab yang bersangkutan

Pertarungan Dua Kubu Partai Berkarya Makin Sengit, Tommy Soeharto Adem Ayem Saja





Makassar (swarahamindonesianews)

Gejolak internal yang menyelubungi Partai Berkarya sejak 2020 lalu, terus saja menggelinding bagai bola salju, dan entah kapan berakhirnya.

Teranyar adalah penyelenggaran  Munas oleh kubu Mayjen (purw) Syamsu Djalal pada 18 Juni 2022 di Jakarta, yang melahirkan Pengurus Baru yakni Ketua Umum  Syansu Djalan, Sekjen Hendrawan Ramli dan Bendum Andi Patonangi.

Padahal, pada 25 Mei 2022 lalu, kubu Mayjen (Purw) Muhdi PR juga menyelenggarakan Munas di Jakarta yang berakhir kacau balau, karena di saat yang sama, Sekjennya yakni Badaruddin A.Picunang, juga menyelenggarakan Munas ditempat berbeda dan mendaulat Neneng A.Tuti sebagai Ketua Umum. Wadduh, berabe.

Lantas mau kemana Partai ini. Mungkinkah Partai ini bisa menjadi peserta Pamilu 2024 mendatang, atau riwayatnya akan tamat bersama ambisi segelintir orang-orang yang bersembunyi dibalik kepengurusan. 

Hutomo Mandala Putra sendiri yang "dikudeta" lewat Munaslub pada 11 Juli 2020 lalu,  sejauh ini tidak bersuara sama sekali dan hanya memilih diam seribu bahasa.

Bahwa Tommy Soeharto kemudian melakukan perlawanan di PTUN Jakarta dengan  dua kali kemenangan, tetapi juga kemudian mentok di Mahkamah Agung. Sebuah situasi, seolah Tommy membiarkan bola salju itu terus menggelinding. 

Bila Parpol lainnya saat ini pada sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti pendaftatan dan verifikasi di KPU untuk pemilu 2024, maka Partai Berkarya tampaknya pada sibuk memburu legalitas di Kemenkumham. 

Bagaimana tidak, SK 17 dan SK 16 Kemenkumham yang menjadi pegangan kepengurusan Muhdi PR dkk, bisa saja berubah oleh hasil Munas yang diselenggarakan oleh Syamsu Djalal dkk. 

Menyikapi situasi yang semakin rumit ini, kedua kubu tampak pada "pd" akan perjuangannya masing-masing. Kubu Syamsu Djalal percaya diri akan mengantongi SK baru dari Kemenkumham, sementara kubu Muhdi PR mengancam akan mengambil langkah hukum atas penyelenggaraan munas yang dilaksanakan oleh Syamsu Djalal dkk. Olala, makin ribet nich.

Persoalan sekarang adalah, bahwa jadwal pendaftaran Parpol di KPU akan terus berjalan dan tentu tidak peduli sama sekali akan kemelut yang menyelubungi Partai Berkarya. 

1 Agustus 2022 adalah jadwal yang terus mendekat dan mendekat. Sementara Partai Berkarya dengan kemelutnya yang tak kunjung usai, membuat partai ini seperti makin jauh dan menjauh dari jadwal pendaftaran di KPU.

Penulis Ingin rasanya meminta komentar dari Hutomo Mandala Putra terkait carut marut yang melanda Partai ini. Sayangnya tidak ada jalan. Tapi seumpama kata Tommy Soeharto dimintai keterangan terkait munas yang dilesenggarakan oleh Syansu Djalal dkk, mungkin jawabnya sederhana, "begitulah rasanya dikudeta". he..he..he...

Meski demikian, semua tentu belum berakhir, sebab masih ada waktu sebulan lebih bagi para kubu untuk menanti sebuah keajaiban. Kita tunggu saja. (shami/yusuf adan ismail)

Posting Komentar untuk "Pertarungan Dua Kubu Partai Berkarya Makin Sengit, Tommy Soeharto Adem Ayem Saja"